Baru posting lagi ni, maklum baru dikasih tugas lagi, hehehe,, :D
Pada postingan kali ini saya akan membahas tentang "Cara Kerja Monitor Plasma Gas", bukan gas elpiji 3 Kg ya, :D
Okeiiii, langsung aja ke pembahasannya ya,,
Tampilan plasma diciptakan di Universitas Illinois oleh Donald L. Bitzer dan H. Gene Slottow pada 1964 untuk Sistem Komputer PLATO. Monitor jenis ini menggabungkan teknologi CRT dengan LCD. Monitor ini menggunakan fosfor seperti halnya pada teknologi CRT, tetapi layar pada monitor ini dapat berpendar tanpa adanya bantuan cahaya dari belakang layar. Hal itu membuat energi yang diserap tidak sebesar monitor CRT. Dengan teknologi yang dihasilkan, mampu membuat layar dengan ketipisan menyerupai LCD dan sudut pandang yang dapat selebar CRT. Kontras warna yang dihasilkan juga lebih baik dari monitor LCD.
Tampilan plasma adalah sebuah tampilan layar datar emisif di mana cahaya dihasilkan oleh phosphor yang tereksitasi oleh sebuah pelepasan muatan plasma antara dua layar datar gelas. Gas yang dilepas muatannya tidak mengandung merkuri tetapi menggunakan sebuah campuran gas mulia (neon dan xenon). Campuran gas ini sulit bereaksi dan sama sekali tidak berbahaya.
Kemudian cara kerja dari monitor plasma gas yaitu dengan menggunakan cahaya yang dipancarkan dari pelepasan Plasma. Untuk menghasilkan hal tersebut di lakukan penyekatan dari sebuah pencampuran gas diantara dua lembar kaca yang membawa elektroda pada interiornya. Selanjutnya diaplikasikan fosfor R,G dan B pada permukaan plat tadi ketika voltase listrik dilewatkan diantara elektroda, maka dihasilkan sinar ultraviolet yang merangsang fosfor untuk memancarkan cahaya dan menciptakan gambar di layar.
Berikut adalah kelebihan dan kekurangan monitor plasma gas.
Kelebihan monitor plasma gas:
gas elpiji 3Kg Cara Kerja Monitor Plasma Gas, saya ucapkan hatur thank you buat yang udah baca. Nantikan postingan selanjutnya ya,,,,, :)
- Tampilannya sangat tipis.
- Reproduksi warna yang sangat baik.
- Kontras yang baik.
- Plasma kini diproduksi dengan ukuran layar yang besar.
- Meningkatkan resolusi layar.
- Resolusi definisi tinggi (HDTV) jauh lebih murah daripada panel LCD dengan ukuran yang sama.
- Teknologinya rapuh.
- Dead pixel bisa menjadi masalah, meski telah meningkatkan kualitas sebagai teknologi yang telah matang.
- Sangat berat untuk menampilkan gambar.